Haikal dan Pelukan Hangat HBA

WIB
IST

Seorang bocah pemulung viral fotonya hingga ke Medan. Hasan Basri Agus alias HBA langsung terpanggil. Ia bergegas turun tangan. Nasib bocah itu langsung mengingatkan HBA pada masa lalunya yang penuh perjuangan, pahit dan getir.

***

Ahad pagi, (9/11/2025), Muhammad Haikal masih terlelap pulas. Bocah 10 tahun itu tak menyadari rumah sederhananya di RT 19, Kelurahan Legok, Kecamatan Danau Sipin, Kota Jambi, kedatangan tamu penting. Ia dan keluarganya baru terbangun ketika rombongan itu sudah berada di depan pintu.

"Assalamualikum....," suara tamu itu mengagetkan seisi rumah.

Tamu itu adalah Drs. H. Hasan Basri Agus, MM (HBA), mantan Bupati Sarolangun, mantan Gubernur Jambi, dan kini Anggota Komisi VIII DPR RI.

Bagi HBA, kunjungan ke lorong sempit ini bukan sekadar agenda politik atau amal biasa.

Ia seperti melihat jejak masa lalunya sendiri. Pria yang merintis karir dari bawah hingga menjadi orang nomor satu di Jambi ini dikenal memiliki latar belakang hidup yang tak mudah semasa kecil. Kegigihan dan kerja keraslah yang menjadi modalnya menaklukkan takdir.

Tanpa banyak basa-basi, HBA langsung memeluk erat Haikal yang masih mengumpulkan nyawa.

"Kalau mau ikut bapak, boleh," bisik HBA lembut.

Haikal adalah bocah yang fotonya viral beberapa hari terakhir. Fotonya, yang tengah mendorong gerobak berisi barang bekas bersama sang adik, Wulan (7), menyentuh banyak hati orang, bahkan hingga ke luar Jambi.

Kunjungan HBA itu, rupanya, bermula dari sebuah pesan singkat di telepon genggamnya.

"Jadi saya sebetulnya kemarin dapat WA dari kawan saya di Medan," tutur HBA.

Pesan itu berisi foto viral Haikal.

"'Pak Haji, ini tolong dibantu, kasihan sekali'. Saya lihat fotonya, anak kecil, yang kakaknya (Haikal) mendorong gerobak, adiknya (Wulan) narik,"....

Hati mantan Gubernur Jambi itu tergerak.

"Saya bilang, 'Insya Allah besok (hari ini) saya akan tinjau'. Tadi malam saya baru sampai Jambi, pagi ini saya langsung ke sini," ujar HBA.

Kunjungan ini sekaligus menjadi ajang pelurusan fakta. Kamalia, Uwak Haikal yang merawatnya, buru-buru menepis stigma yang kadung beredar. Kabar bahwa Haikal dan Wulan adalah anak terlantar atau dibuang adalah tak benar.

"Yang bilang Haikal anak dibuang itu tidak benar," tegas Kamalia dengan mata berkaca-kaca.

HBA kala berkunjung ke rumah Haikal, bocah pemulung pendorong gerobak

Faktanya, Haikal dititipkan kepadanya sejak berusia 10 hari. Ibunya bekerja sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) setelah bercerai dengan sang ayah yang kini tak tentu pekerjaannya.

Di tengah potret buram itu, Haikal masih menggenggam asa. Ia kini duduk di kelas 4 SD, sementara Wulan di kelas 1 SD.

Bagi HBA, ini bukan sekadar kunjungan amal biasa. Ia melihat ada masalah struktural yang harus diselesaikan, bukan sekadar tali asih sesaat.

"Saya lihat tadi memang, pertama rumahnya ya, kita lihat sangat memprihatinkan," kata HBA.

Ia mengapresiasi informasi bahwa Pemerintah Kota Jambi, melalui Wali Kota Maulana dan Anggota DPRD, telah merespons dan menyiapkan program bedah rumah.

Namun, intervensi HBA tak berhenti di situ. Ia melihat akar masalah kemiskinan keluarga itu. Ketiadaan pendapatan tetap sang Uwak.

"Saya tadi ngobrol dengan uwaknya. Uwaknya ini kan kerja serabutan, ya," ujarnya.

Maka, solusi konkret langsung ditawarkan dari kantong pribadinya.

"Nah, saya tawarkan tadi, pertama, saya akan berikan motor," jelas HBA.

Tujuannya agar sang Uwak bisa lebih mobile, entah untuk bekerja, "ngojek", atau sekadar mengantar-jemput anak-anak sekolah.

"Yang kedua, modal usaha," lanjutnya.

"Nanti kita carikan apa yang cocok, mungkin jualan sarapan pagi atau apa di depan rumah. Kita siapkan modalnya," katanya.

HBA juga akan mengawal Haikal dan adiknya untuk bisa sekolah di Sekolah Rakyat yang semuanya gratis. Termasuk jika ada potensi beasiswa-beasiswa lainnya.

Apa yang dilakukan HBA, jelas untuk memutus rantai pemulung cilik itu. Tak ada motif apapun, apalagi hanya sekedar motif politik. Dari dulu HBA juga sudah seperti itu. Orangnya peduli. Kepada siapapun. Apalagi warga kecil.

"Dan yang paling penting, anak ini (Haikal) tidak boleh lagi cari barang bekas. Dia harus sekolah," tegas HBA.

Semangat Haikal yang bercita-cita jadi tentara, kata HBA, adalah api yang harus terus dijaga.

Namun, bagi HBA, bantuan fisik itu hanyalah alat. Pesan utamanya, yang ia sampaikan berulang kali kepada Haikal, jauh lebih fundamental. Pesan itu adalah cerminan dari perjalanan hidupnya sendiri, yakni pendidikan sebagai pengubah nasib.

Anak Sungai Abang Sarolangun ini tahu betul bahwa satu-satunya eskalator sosial yang paling adil adalah pendidikan. Ia meminta Haikal untuk fokus belajar, memupuk cita-citanya menjadi tentara. HBA, sang mantan gubernur, adalah bukti hidup bahwa nasib bisa diubah lewat kegigihan di bangku sekolah, bukan dengan gerobak rongsokan.

Kunjungan Ahad pagi itu ditutup dengan pemberian bantuan dan harapan. Azra, seorang tokoh masyarakat setempat, berharap bantuan modal usaha itu bisa terealisasi. Bagi Kamalia, kedatangan HBA adalah berkah.

"Selama ini cuma lihat fotonya. Alhamdulillah hari ini Pak HBA datang langsung," ucapnya haru.(*)

Sumber : Jambi 28 TV

Add new comment

Restricted HTML

  • Allowed HTML tags: <a href hreflang> <em> <strong> <cite> <blockquote cite> <code> <ul type> <ol start type> <li> <dl> <dt> <dd> <h2 id> <h3 id> <h4 id> <h5 id> <h6 id>
  • Lines and paragraphs break automatically.
  • Web page addresses and email addresses turn into links automatically.

BeritaSatu Network