SAROLANGUN – Di tengah sorotan tajam publik atas proyek pembangunan jaringan irigasi senilai Rp 18,5 miliar di Kecamatan Cermin Nan Gedang (CNG), Kabupaten Sarolangun, suara berbeda muncul dari warga setempat. Adalah Kaspul, tokoh lokal, yang memberikan klarifikasi bahwa proyek ini bukan proyek baru, melainkan kelanjutan dari proyek multiyears yang telah berjalan sejak tahun-tahun sebelumnya.
“Ini proyek strategis nasional. Irigasi yang dialiri bukan cuma Cermin Nan Gedang, tapi juga menjangkau Kecamatan Pelawan sampai ke Limbur Tembesi. Yang dialiri itu ada sawah existing, bukan lahan kosong,” tegas Kaspul, Minggu (6/4/2025).
Keterangan ini menanggapi kritik sejumlah warga dan aktivis yang mempertanyakan nilai proyek jumbo namun output hanya 0,2 km dan outcome 1 hektare sawah. BWSS VI sebelumnya mendapat kritik karena dinilai mengulang pola proyek “besar di atas kertas, kecil di lapangan”.
Menurut Kaspul, pekerjaan tahun 2025 ini adalah tahap finishing, bukan proyek dari nol. Infrastruktur utama sudah dibangun bertahap, dan sisa pekerjaan kini meliputi penguatan saluran, pengecoran, serta penyambungan ke lahan sawah yang sudah aktif.
“Ini sistem irigasi yang saling terhubung. Harus dilihat sebagai satu kesatuan jaringan,” tambahnya.

Ia juga meminta warga untuk tidak buru-buru mengkritik tanpa memahami konteks lapangan secara menyeluruh.
Meski klarifikasi ini mencairkan sebagian kecurigaan publik, sejumlah aktivis masih meminta transparansi penuh dari BWSS VI. Pasalnya, dalam dokumen tender, outcome hanya tercatat 1 hektare lahan sawah, padahal warga menyebut ada sawah aktif di tiga kecamatan.
Publik masih menuntut:
- Dokumen lengkap multiyears yang menunjukkan tahapan proyek sejak awal.
- Rencana Induk Sistem Irigasi Batang Asai—apakah benar menjangkau tiga kecamatan?
- Rincian titik-titik sawah yang disebut existing oleh warga.
“Kalau benar ini jaringan utama dan sudah dibangun sejak lama, maka BWSS VI wajib buka progres fisiknya ke publik. Jangan hanya klaim strategis, tapi dokumennya tak pernah dibuka,” ujar Dr Dedek Kusnadi.
Klarifikasi dari warga seperti Kaspul memang penting, karena memberi perspektif lapangan. Namun, sebagai proyek bernilai puluhan miliar, dengan status strategis nasional, publik tetap butuh transparansi.(*)
Add new comment