Komisi XII DPR RI menggelar rapat kerja bersama Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, pada Senin (14/7/2025), membahas sejumlah agenda strategis, termasuk persetujuan pagu indikatif anggaran Kementerian ESDM Tahun 2026.
Dalam rapat tersebut, Komisi XII resmi menyetujui pagu anggaran sebesar Rp 8,11 triliun, serta memberikan apresiasi terhadap capaian opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) yang diraih Kementerian ESDM dalam audit BPK RI atas laporan keuangan 2024.
Rincian Pagu Anggaran Kementerian ESDM 2026:
(berdasarkan alokasi terbesar hingga terkecil)
- Ditjen Migas: Rp 3.123.569.358.000
- EBTKE: Rp 880.474.519.000
- Ditjen Ketenagalistrikan: Rp 731.743.754.000
- BPSDM ESDM: Rp 729.431.070.000
- Badan Geologi: Rp 695.703.094.000
- Ditjen Minerba: Rp 679.758.661.000
- Setjen KESDM: Rp 565.202.327.000
- BPH Migas: Rp 323.399.741.000
- Itjen KESDM: Rp 138.721.308.000
- BPMA: Rp 102.390.506.000
- DEN: Rp 77.603.153.000
- Ditjen Gakkum: Rp 70.000.000.000
Total: Rp 8.117.997.491.000
Anggota Komisi XII DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, Drs. H. Cek Endra, menyampaikan apresiasinya terhadap kinerja Kementerian ESDM di bawah kepemimpinan Bahlil Lahadalia.
“Kami melihat ada arah yang jelas dalam pengelolaan sektor ESDM. Di bawah kepemimpinan Pak Bahlil, Kementerian ESDM mampu menunjukkan kinerja fiskal yang terukur, efisiensi kelembagaan, dan daya dorong investasi,” kata Cek Endra usai rapat.
Ia juga menyoroti pentingnya menjaga konsistensi pelaksanaan program energi terbarukan dan penguatan peran BUMN sektor energi dalam mencapai ketahanan energi nasional.
Komisi XII juga memberikan catatan penting terkait hasil audit BPK RI.
“Komisi XII DPR RI mengapresiasi Kementerian ESDM atas capaian opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP),” ujar Cek Endra, mantan Bupati Sarolangun dua periode itu.
Dalam rapat tersebut, Menteri Bahlil juga menyampaikan capaian realisasi Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) sektor ESDM hingga 30 Juni 2025 telah menyentuh Rp117,11 triliun, atau sekitar 46% dari target tahunan Rp254 triliun.
“Insya Allah target APBN 2025 bisa tercapai. Meskipun dinamikanya berat karena fluktuasi harga komoditas,” ujar Bahlil.(*)
Add new comment